02 October 2009

Margarin, Daging dan Ikan. Fakta Penting!


Untuk menilai suatu makanan baik atau tidak untuk tubuh, biasanya dengan melihat kadar kolesterol baik (HDL) dan kolesterol jahat (LDL). Tulisan ini melihat dari prespektif lain, yaitu dari titik beku lemak/minyak.

Hewan darat (sapi, kambing, ayam) memiliki suhu tubuh yang lebih tinggi dari suhu tubuh manusia. Minyak/lemak dari hewan darat (animal oil) lebih populer disebut lemak hewan pada umumnya berbentuk padat pada suhu ruangan, yang berarti memiliki titik beku yang tinggi (beku pada suhu tinggi). Minyak pada hewan darat ini akan membeku ketika masuk kedalam tubuh manusia, baik di saluran pencernaan maupun di pembuluh darah. Hal ini dikarenakan suhu tubuh manusia lebih rendah dari suhu tubuh hewan darat asal mulanya.

Beda halnya dengan ikan. Ikan memiliki suhu tubuh lebih rendah daripada suhu manusia. Sehingga minyak ikan (fish oil) tetap bersifat cair dalam suhu ruangan. Bahkan akan semakin cair pada tubuh manusia yang lebih tinggi suhunya dari suhu ruangan maupun suhu tubuh ikan. Karennya fish oil ini tidak akan menggumpal atau membeku pada tubuh manusia, bahkan mampu membersihkan pembuluh darah dari lemak-lemak beku yang ada.

Dari logika ini dapat difahami bahwa minyak ikan sangat bermanfaat bagi tubuh karena memiliki titik beku yang rendah. Apalagi minyak ikan mengandung EPA dan DHA yang berfungsi mencegah penyakit jantung dan bermanfaat untuk kecerdasan.

Sedangkan minyak hewan darat dalam jumlah berlebihan dapat membahayakan karena titik bekunya yang tinggi. Minyak hewan akan mudah membeku pada tubuh manusia.

Bagaimana dengan lemak babi? Lemak babi biasanya digunakan sebagai lemak masak untuk menciptakan cita rasa tinggi pada masakan, namun hal ini mulai ditinggalkan (terutama di negara maju) dengan alasan kandungan asam lemak trans pada minyak babi sangat tinggi yang membahayakan kesehatan.

Bagaimana dengan margarine? Margarine adalah minyak yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan (minyak nabati) yang dibuat membeku pada suhu kamar dengan cara melalui proses hidrogenisasi. Pada dasarnya minyak nabati (terbuat dari kelapa, sawit, kedelai, dll), sebagaimana minyak goreng, adalah cair pada suhu kamar. Namun minyak yang cair ini tidak dapat digunakan untuk dioleskan pada roti dan tidak dapat digunakan untuk pemanggangan kue (baking powder). Oleh karena itu minyak tumbuhan dihidrogenisasi menjadi margarin. Minyak tumbuhan yang tadinya tak jenuh tunggal menjadi lemak jenuh setelah dihidrogenisasi menjadi margarin.

Proses hidrogenisasi ini menghasilkan minyak trans yang jenuh, yang dapat meningkatkan kadar kolesterol dan menyebabkan penyakit jantung.

Margarine membeku pada suhu kamar. Bahkan lemak margarine akan membeku pada suhu tubuh manusia, baik dalam pencernaan maupun pembuluh darah. Maka dapat disimpulkan margarine tidak baik untuk tubuh manusia.

Dr. Hiromi Shinya dalam bukunya The Miracle of Enzyme, mengatakan bahwa margarine adalah sejelek-jeleknya minyak/lemak. Jika ada margarine di rumah Anda segera buang. Dr Hiromi telah membuktikan orang yang mengkonsumsi banyak margarin memiliki pencernaan yang tidak baik. (http://agungy.blogspot.com)

Sumber:
The Miracle of Enzyme, Hiromi Shinya, MD
Wikipedia
chem-is-try.org, Situs Kimia Indonesia

2 comments:

Shiyam said...

Adakah pembanding dari metode pengobatan nabi tentang yang margarin, daging dan ikan?. Mengapa hanya dari penelitian manusia yang pasti banyak salahnya?

Agung Yulianto said...

Memakan daging (kambing/unta) merupakan kelaziman pada masa Rasulullah SAW. Namun tidak dijumpai hadits yang menyebut keutamaan makan daging kambing. Yang ada adalah Rasulullah SAW memilih kaki kambing sebelah kanan. Diketahui bahwa bagian kaki adalah yang paling sedikit lemaknya.
Sebaliknya perintah dan keutamaan tentang habbatussauda, minyak zaitun, kurma (herba) demikian banyak.
Ternyata minyak habbatussaudan dan minyak zaitun mengandung HDL yang tinggi sangat baik menekan kolesterol dan mencegah penyakit jantung koroner. Wallahu a'lam.