24 December 2009

Sabili: HPA Hibah Kapal Dakwah Papua

kapalhpa1.jpgSabili 24 Desember 2009

SETELAH kapal dakwah pertama (Khilafah I), Al- Fatih Kaffah Nusantara (AFKN) kembali mendapat bantuan serupa yang di berinama "Bahtera Nusantara”. Bantuan ini merupakan hibah dan Tuan Haji Ismail bin Ahmad, seorang pengusaha Herba Penawar Al-Wahidah (HPA) International asal Malaysia. Belum lama ini di Jakarta, pihak AFKN menandatangani kerjasama (MOU) dengan HPA yang diwakili oleh Abdul Ghany Sa'ad.
Menurut Ketua Umum AFKN Ustadz Fadzlan Garamatan, kehadiran kapal dakwah merupakan yang pertama di Indonesia, dalam hal ini Irian. "Alhamdulillah, Tuan Haji Ismail bin Ahmad melalui Herba Penawar Al Wahidah (HPA) Internasional yang dipimpinnya, memberi perhatian khusus terhadap dakwah, dengan menyisihkan rezekinya menyumbang sebuah kapal yang dinamakan AFKN Bahtera Nusantara," jelas Ustadz Fadzlan dalam jumpa pers di Jakarta beberapa waktu lalu.
AFKN adalah sebauah lembaga sosial dan dakwah. Kapal Bahtera Nusantara serupa dengan kapal pertama. Bedanya kapal yang kedua memiliki fasilitas AC dan penambahan asesoris lainnnya. Insya Allah, Februari nanti, Kapal yang dibeli dari PT Charita Boot ini selesai pembuatannya, dan akan dilaunching kan oleh Tuan Haji Ismail bin Ahmad di Jakarta, setelah meresmikan beberapa kantor di Jakarta.
"Adapun kapal yang akan disumbangkan memiliki bentuk yang sama dengan sebelumnya, berkapasitas 20 orang dan berat 10 ton. Kapal ini dilengkapi toilet, dapur kecil, dan ber-AC. Harganya plus ongkos pengiriman hingga Irian mene- lan biaya sebesar Rp. 675 juta," jelas Fadzlan.
Perkenalan Ustaáz Fadzlan dengan Tuan Haji Ismail bin Ahmad, bermula ketika Ustadz Fadzlan diundang olehnya selama dua pekan untuk berdakwah di Malaysia, mulai Johor, Kuala, hinga Penang. Perjalanan dakwah ini adalah napak tilas seperti yang dilakukan Pasai-Perlak di Nusantara dengan menggunakan kapal.
Tuan Haji Ismail bin Ahmad memang tengah mengembangkan ekonomi syariah melalui herba. Ketika ada KFC, umat Islam harus punya usaha serupa, ketika ada RS yang menggunakan bahan kimia, umat Islam harus memiliki RS yang tidak menggunakan bahan-bahan kimia (herba). "Dalam kesempatan itu, saya mengujungi 23 pabrik, tempat usahanya Tuan Haji yang semuanya berasaskan syariat Islam," kata Ustadz Fadzlan.
Dengan kapal dakwah Bahtera Nusantara ini diharapkan, dapat memberi motivasi, dan tentu saja dakwah bisa bergerak lebih cepat. Seperti kita ketahui, Irian memiliki ka- wasan yang sangat luas. Karena itu, dibutuhkan sarana transportasi yang memadai untuk menun- jang dakwah. "Dua kapal yang kini diamanatkan kepada AFKN, tentu jarak tempuh yang luas itu da- pat dijangkau lebih mu- dah, bergerak cepat dan kencang. Yang jelas, kami lebih bersemangat lagi," kata Fadzlan.
Jika sebelumnya, satu kapal bisa menjangkau 10 tempat, maka dengan dua kapal, menjangkau 20-30 tempat. "Dengan sarana ini, kami bisa mengunjungi saudara-saudara kami di pedalaman Irian, sekaligus membangun perekonomian, SDM dan tauhid mereka menjadi lebih baik"
Diakui Fadzlan, dengan kapal sendiri, pihaknya bisa menghemat 75%. Karena sebelumnya, harus menyewa kapal dengan menghabiskan dana sebesar Rp 50 juta, Itu belum termasuk BBM-nya. Untuk perjalanan dakwah, kami bisa menghabiskan waktu 15 hari. Jika demikian, kapan bisa berdkawah, sementara Zakat Infak Sedekah (ZIS) dari umat habis, baru untuk menyewa kapal saja.
Fasilitas kapal dakwah ini dapat membantu akselerasi (percepatan) dakwah di Irian. "Kita harus menunjukkan identitas diri kepada saudara kita yang non muslim. Setidaknya, menunjukkan, bahwa kami pun butuh sarana dan fasilitas khusus. Seperti halnya Muhammadiyah punya sarana pendidikan (universitas) sendiri. Inilah ciri khas yang menuju pada kebaikan, bukan kehancuran. AFKN berdakwah dengan santun, melayani seluruh umat di pedalaman Irian. Jika institusi lain peduli Irian dari sisi ekonomi, AFKN membantu program pemerintah dan sisi iman dan takwa," ungkap Fadzlan.
Kenapa harus ada kapal dakwah? "Jika selama ini ada kapal pesiar, penumpang, maka seyogianya harus ada kapal dakwah. Kapal ini dikhususkan untuk mengangkut dai dan bantuan yang disalurkan langsung untuk masyarakat muslim Irian agar tepat sasaran, dan satu daerah ke daerah lain. Kami mengistilahkannya dengan sistem analogi hujan dari langit turun ke bumi," tukas Fadzlan.
Berdayakan Umat
Kerjasama AFKN dan HPA, diharapkan bukan yang terakhir. Akan ada kerjasama dibidang yang lain. Dalam bidang pendidikan, HPA akan memberikan beasiswa kepada 10 anak Irian untuk belajar bisnis di Malaysia. "Mereka akan dididik menjadi enterpreneur yang handal dan menjalankan bisnis yang berlandaskan syariat."
Saat ini AFKN telah menjembatani beberapa pondok pesantren, perguruan tinggi Islam dan instansi terkait untuk memberi beasiswa pendidikan kepada 1.700 anak Irian.
Tingkatannya mulai dan SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi. "Mereka tersebar di berbagai pesantren dipulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi, bahkan diupayakan untuk menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi ke luar negeri. Sudah ratusan anak yang tengah menempuh jenjang Sarjana, 29 orang diantaranya telah meraih gelar S-2," kata Fadzlan.
Karena wilayah Irian begitu luas, tentu kehadiran dua kapal mi masih dirasakan kurang. "Yang pasti, umat butuh fasilitas. Bagaimana mau berdakwah kalau tidak punya fasilitas," kata Fadzlan.