Gemuk, buncit, tambun, gendut, obes …. merupakan sinonim yang menakutkan bagi sebagian wanita maupun pria. Obesitas merusak penampilan, dan selanjutnya akan menurunkan rasa percaya diri. Tidak heran jika pusat-pusat kebugaran, dan suplemen kesehatan, yang menjanjikan dapat menurunkan berat badan berkilo-kilo dalam seminggu, laris manis. Mereka yang obesitas, tidak segan-segan mengeluarkan uang jutaan rupiah untuk itu.
Gemuk juga disinyalir sebagai sumber penyakit. Obesitas sering dijadikan kambing hitam untuk penyakit jantung koroner, darah tinggi, kencing manis, hingga kolesterol tinggi. Apalagi penyakit-penyakit tersebut termasuk “big five” pembunuh manusia dewasa ini.
Salah satu solusi mengatasi obesitas adalah dengan diet. Bermuncullah makanan dan minuman rendah kalori, pemanis buatan, susu, biskuit. Bahkan, mereka tidak lagi menikmati hidup karena sarapan pagi dan makan malamnya sudah dibuat dalam bentuk instan. Mereka menjadi paranoid dengan pesta ataupun makan enak. Padahal, pesta biasanya dilakukan pada malam hari. Betapa tersiksanya, ia harus berpuasa di tengah manusia yang lainnya menikmati kelezatan hidangan.
Namun, tahukah Anda? Bahwa ternyata dampak dari diet yang tidak sesuai dengan fitrah manusia, dapat berakibat fatal.Kebanyakan cara diet, pasien dilarang atau diharuskan mengurangi mengkonsumsi protein, lemak, karbohidrat dan gula. Makanan yang dianjurkan adalah banyak mengkonsumsi buah dan sayur, serta banyak minum air putih.
Ternyata diet cara ini tidak selalu tepat, bahkan berakibat fatal. Dampak yang mungkin terjadi yaitu :
- Kekurangan protein, padahal protein dibutuhkan untuk regenerasi sel rusak, sumber energi untuk metabolisme. Akibat dari kekurangan protein ini adalah rusaknya sistem metabolisme sehingga mengakibatkan aneka penyakit, menurunnya daya tahan tubuh, kulit menjadi kusam dan keriput, mata cekung dan hitam di sekitar kelopak.
- Kekurangan karbohidrat, padahal karbohidrat adalah sember tenaga. Kekurangan karbohidrat meningkatkan stress pikiran. Dan stress akan menyebabkan aneka penyakit sampingan lainnya, diantaranya yang paling sering adalah magh atau gastritis kronis.
- Diet makanan, adalah sesuatu yang berat dan tidak menyenangkan. Sehingga biasanya pasien tidak dapat melakukannya dalam jangka waktu yang lama. Ketika pasien kembali pada pola makan seperti semula, maka berat badan seketika naik bahkan melebihi berat bada semula. Inilah yang disebut dengan efek yo-yo, dimana berat badan turun, kemudian naik lagi bahkan lebih tinggi dari sebelumnya.
- Diet menyebabkan turunnya berat badan, yang disebabkan hilangnya lemak, namun disertai hilangnya otot. Biasanya, lemak yang hilang sekitar 60% dan otot sekitar 40%. Ketika, pola makan kembali seperti semula, dalam waktu singkat berat badan kembali naik, namun ironisnya penambahan berat badan ini 90% lemak dan 10% otot. Akibatnya, efek yo-yo ini menghasilkan tubuh semakin banyak kadar lemaknya, dan semakin tinggi kolesterolnya.
Saya memiliki, metode yang terbukti ampuh, dengan cara yang jauh lebih mudah, aman dan murah. Saya akan ulas pada tulisan berikutnya.
No comments:
Post a Comment