20 August 2007

Mencegah timbulnya penyakit jantung dan stroke


Seiring dengan perubahan pola hidup masyarakat, angka kematian akibat penyakit kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah) di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat signifikan.

Saat ini penyakit jantung dan pembuluh darah menjadi pembunuh no.1 di Indonesia dan jumlah penderitanya terus bertambah. Bahkan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa penyakit kardiovaskular akan menjadi penyebab terbesar kasus kematian di seluruh dunia pada tahun 2020.

dr.Djoko Maryono, Sp.PD, Sp.JP, FIHA, FASE mengatakan, "Hanya dalam 20 tahun saja, insiden penyakit koroner meningkat 3 kali lipat. Hal ini dikarenakan perubahan drastis pada lingkungan dan gaya hidup," ungkap dr. Djoko Maryono, Sp.PD, Sp. JP, FIHA, FASE dalam media edukasi yang diselenggarakan di Hotel Manhattan, 11 Juli 2007 lalu.

dr. Djoko Maryono menambahkan bahwa sistem modernisasi seperti adanya kendaraan bermotor yang kemudian menimbulkan kemacetan dan westernisasi seperti makan junk food ternyata mengakibatkan masyarakat menjadi kurang bergerak (inactivity), stres, timbulnya sindrom metabolik.

Mereka yang berpotensi terserang penyakit jantung dan stroke adalah yang berusia lebih dari 40 tahun, laki-laki, memiliki faktor keturunan, perokok, kurang berolahraga, obesitas, penderita diabetes, penderita hipertensi, mengalami stres, disarankan untuk mewaspadai hal ini.

Salah satu penyebab kian tingginya angka kematian akibat penyakit jantung adalah kurangnya kepedulian serta pengetahuan sebagian besar masyarakat akan pentingnya pencegahan penyakit ini sejak dini. Dengan sedikit kepedulian serta pengetahuan yang memadai, penyakit jantung sebenarnya dapat dicegah.

Tanda-tanda penyakit jantung

Gejal-gejala penyakit jantung dapat dideteksi dengan satu atau gabungan tanda-tanda berikut :
  1. Sakit di dada seperti ditusuk. Sakit ini seringkali hanya dirasakan sesaat, pada beberapa orang dirasakan agak lama. Sakit ini oleh banyak orang sering disebut angin duduk.
  2. Sakit di dada biasanya disertai dengan sesak napas.
  3. Mudah letih.
  4. Telapak tangan berkeringat
Untuk melakukan deteksi lebih akurat penyakit jantung melalui test treatmill.

Merubah gaya hidup

Penyakit jantung dan stroke dapat dicegah dengan merubah gaya hidup. Berikut ini beberapa tips untuk mencegah datangnya penyakit stroke dan penyakit jantung, yaitu:
  1. Berhenti merokok sedini mungkin. Nikotin, karbon monoksida (CO) dan zat lainnya yang terkandung dalam rokok berpotensi menimbulkan kerusakan dinding pembuluh darah. Hal ini akan mempermudah kolesterol untuk melekat pada di dinding pembuluh darah yang mengalami kerusakan sehinga membentuk plak. Risiko terkena serangan jantung akan meningkat 50% jika menghisap 4 batang setiap hari.
  2. Berolahraga secara teratur. Ketika melakukan aktivitas fisik, jantung akan berdenyut lebih cepat untuk meningkatkan jumlah darah yang kaya akan oksigen ke seluruh tubuh sehingga meningkatkan kadar HDL/kolesterol baik dan menurunkan LDL/kolesterol jahat. Selain itu berolahraga juga membantu mengurangi berat badan.
  3. Memperbaiki kualitas makanan dan cara makan. Saya akan ulas pada tulisan yang akan datang.
  4. Hindari stres yang berlebihan. Stres bisa menyebabkan peningkatan kadar hormon epinefrin yang mengakibatkan naiknya tekanan darah dan denyut jantung sehingga mempermudah kerusakan pada dinding pembuluh darah.
  5. Hindari pola hidup tidak sehat. Pola hidup yang tidak sehat dapat memicu timbulnya penyakit diabetes, darah tinggi dan kolesterol tinggi serta obesitas, faktor-faktor ini merupakan penyebab terjadinya penyakit jantung.
  6. Mengkonsumsi neutriceutical/herba pilihan. Seperti Omega 3 dan Habbatussauda, yang terbukti mampu menekan LDL/kolesterol jahat, serta Spirulina yang memiliki kandungan antioksidan dan karotenoid dalam jumlah tinggi. Antioksidan akan mencegah timbulnya plak pada pembuluh darah akibat oksidasi radikal bebas.

13 August 2007

Pasta Gigi Berformalin Jangan Dipakai Anak-anak

Detikcom 11 Agustus 2007

Dalam batas tertentu, formaldehid atau formalin dalam kosmetik sebagai pengawet dibolehkan. Karenanya, pasta gigi pun boleh menggunakannya dengan kadar maksimal 0,1 persen. Meski secara toksikologi aman, namun konsumen hendaknya tetap waspada. Pasta gigi berformalin sebaiknya tidak dipakai oleh anak-anak. "Sebetulnya tidak apa-apa pasta gigi berformalin, asal kadarnya sesuai batas. Tapi sebaiknya jangan diberikan kepada anak-anak, karena kekebalan tubuhnya berbeda dengan orang dewasa," ujar dosen kimia Unpad Ahmad Zainudin. Hal itu disampaikan dia dalam perbincangan dengan *detikcom*, Jumat (10/8/2007) malam. Dalam kadar rendah, bila anak-anak tidak tahan pada formalin yang masuk dalam tubuhnya, akan menyebabkan para bocah itu keracunan. Formalin juga dapat menyebabkan penyakit kanker, gagal ginjal, dan penyakit hati kronis. Selai itu, formalin pun dapat mengancam kecerdasan anak karena menghambat perkembangan otak anak.

Pepsodent Berformalin, Tapi Tetap Aman Digunakan - detikcom

Salah satu pasta gigi yang populer di Indonesia, Pepsodent, diketahui memiliki kandungan formalin. Bahan formaldehyde yang terkandung dalam Pepsodent ternyata adalah formalin. PT Unilever Indonesia selaku produsen Pepsodent membenarkan bahwa produknya mengandung formaldehyde alias formalin. Tetapi Unilever tetap mengklaim Pepsodent tetap aman untuk digunakan. "Kandungan formaldehyde berada jauh di bawah batas yang ditetapkan oleh BPOM sehingga produk-produk ini aman dipergunakan serta efektif," kata Direktur Hubungan Perusahaan dan SDM PT Unilever, Josef Bataona, dalam rilis yang diterima *detikcom*, Jumat (10/8/2007). Josef menjelaskan penggunaan formaldehyde di Pepsodent sudah seizin pihak BPOM. Formaldehyde umum dipergunakan dalam jumlah yang sangat kecil di banyak produk kosmetik atau perawatan tubuh di seluruh dunia termasuk sabun, shampoo, dan pasta gigi. "Fungsinya adalah sebagai bahan pengawet untuk mencegah pertumbuhan kuman di produk-produk tersebut. Pengawet diperlukan untuk menjaga kondisi produk agar tetap aman dipakai setelah kemasan dibuka," terang Josef. Pepsodent mengandung formaldehyde sebesar 0,04 persen, jauh di bawah batas yang diperbolehkan. Ketentuan BPOM, apabila kandungan formaldehyde di dalam pasta gigi tidak melebihi 0,05 persen maka tidak perlu mencantumkan tanda peringatan 'mengandung formaldehyde'. Selain Pepsodent, menurut Josef formaldehyde juga terkandung dalam sabun cair dan shampoo Lifebuoy, shampoo Clear, dan shampoo sunsilk. Tapi Josef kembali menerangkan bahwa produk-produk tersebut aman digunakan karena kandungan formaldehyde-nya tidak melebihi batas yang ditentukan BPOM. "Semua bahan yang dipergunakan di dalam produk Unilever telah diketahui dan disetujui oleh BPOM